Yang Ngintip :

a Wife, a Mother and Working at Home.. Yess! very Proud of it

Friday, February 15, 2013

Edisi berkaca

Masuk dunia Perkuliahan, adalah saat dimana hasratku untuk menjadi Ibu Rumah Tangga muncul.. entah kenapa, membayangkan memiliki keluarga besar dengan banyak anak dengan rumah sederhana adalah sesuatu yang indah di otakku saat itu. tapi ya layaknya seseorang yang sudah dibiayai perkuliahannya.. keinginan untuk bekerja setelah lulus pun ada.. meskipun secara hasrat tidak sebesar hasrat pertama.

8 tahun lalu, saat ijab qabul terlaksana antara adhia nugraha dan taufan turmudzi.. saat itu juga saya sudah tahu mau saya kemana. meskipun pada prakteknya banyak sekali kekagetan.. saya dengan kultur keluarga yang cukup nyantai bertemu dengan keluarga suami yang cukup ketat menerapkan aturan.. jetleg?? bangeeett!! tapi semua bisa berjalan cukup baik.. I'm not a perfect Wife (Adhia knows that :p) dan saya juga memilihnya bukan karena dia sempurna :p , not a perfect Mom, not a perfect daughter in law.. not even a perfect daughter for my own Mom. but i try .. and i enjoy my part.

Saat anak2 lahir, semakin besar dan waktunya masuk sekolah.. harus diakui ada hasrat lain... saya ingin sekali bekerja. tapi tak mungkin saya meninggalkan anak2.. karena ya memang tak bisa. keterbiasaan yang terbentuk selama hampir 7 thn, mengkondisikan anak-anak sangat tergantung dan lengket sama saya..Ada saat diri merasa terganggu, lebih karena ada moment2 dimana saya sangat butuh waktu dan ruang untuk sendiri.. dan itu sangat jarang saya penuhi. Ada saat dimana air mata membuncah tanpa kendali di depan anak-anak karena saya tak mungkin bisa sembunyi.. dan keinginan bekerja itu makin ada.. tapi saya tahu diri dengan segala keterbatasan, saya ibu rumah tangga, yang anak-anaknya tak mau ditinggal sama nenek atau uwa nya saat saya bekerja, yang saya tidak mau meninggalkan anak-anak kepada seorang yang asing bagi keluarga.. 

Sampai ada satu kalimat yang menyadarkan saya "nikmati bu, saat anak lebih memilih dekat dengan ibunya daripada nenek atau pembantunya, saat anak masih memanggil ibunya saat terbangun tengan malam, bukan memanggil baby sitternya, karena akan ketemu satu masa dimana ibu yang akan mencari mereka, meminta waktu kepada mereka, berjalan berduapun sudah sangat sulit apalagi sepanjang waktu berada dekat dengan ibu.. nikmati saat-saat itu"

Ya, saya tak mau kehilangan moment-moment itu, tak ingin ketika anak-anak sudah menginjak remaja.. sudah mulai punya dunianya.. dan saya masih meraba-raba kenangan yang tidak pernah ada. saya tidak mau ketika anak-anak remaja, saya mencoba mengingat usia berapa anak-anak bisa berjalan? memanjat, bicara, saat manggung, saat-saat sekecil apapun.. hanya karena saya tidak bersama mereka.

Memutuskan bekerja dari rumah, dengan fasilitas internet yang sangat memungkin saya bisa berpenghasilan.. dari kecil atau besar.. asal tahu strateginya.. belum, sy belum menemukan strategi yang pas.. tp saya tetap belajar.. tapi ada saat dimana saya perlu mundur.. saat konsentrasi harus terfokus pada masalah keluarga.. ada saat saya harus memilih apakah harus ke kantor oriflame untuk menyelesaikan urusan bisnis saya, atau pergi ke PMOG dimana assesment anak saya dibagikan?? padahal yang Oriflame urgent banget dan yg assesment semi urgent (saat itu fikirannya begitu).. sampai suami memilih diam saat jawabanku "mau ke kantor oriflame, assesment bs diambil nanti senin".. dia diam, dan diamnya menampar saya.. Menampar saya sangat keras.. karena niat saya berpenghasilan memang untuk mereka.. bukaann.. sama sekali tak marah pada suami.. yang ada rasa malu, berkaca, benarkan semua ini saya lakukan untuk anak-anak?? lantas mengapa urusan bisnis bisa lebih penting daripada urusan anak-anak?? benar-benar saya lihat lagi niatan awal saya..

Iya, saya sangat ingin berpenghasilan untuk keluarga.. UNTUK KELUARGA.. jadi keluarga yang penting buat saya bukan bisnisnya.. masih sangat ingin berbisnis.. apapun itu untuk berpenghasilan.. tapi ingin tetap selaras dengan tugas utama saya.. jadi, prestasi seluar biasa apapun yg saya peroleh diluar sana.. tak mungkin sebanding dengan rasa saat anak-anak bilang " aku mau nya sama bunda aja".

Masih harus terus diingatkan aysay.. selama hanya diammu yang menamparku.. bukan tanganmu.. :)  seperti layaknya diamku yang menamparmu.. bukan lagi tanganku :) 

ada 2 percakapan yang menggelitik :
a :  bunda : bunda kan kerja biar punya uang banyak, jadi  teteh bisa beli sepeda, bisa sekolah yang tinggi
      nanda  : owh gitu, jadi nanti teteh dibeliin sepeda ya kalau bunda gajian :)

b. bunda  : bunda boleh kerja ga? nanti kan uangnya bisa dipake untuk beli bla.. bla.. blaa
    nanda  : ga usah, ayah aja yang kerja.. bunda di rumah aja sama teteh dan dede

percakapan no 2 itu adalah percakapan saya dan tehnay.. dan saya sangat bangga saat anak-anak memilih dekat dengan saya daripada dibelikan mainan yang sangat mereka inginkan.

* salut saya pada semua single Mother, yang berjuang dengan cara yang halal.. menjadi ibu dan wanita karier demi anak-anaknya.. tetap penuh bangga bisa mendidik dan membiayai buah hati tanpa harus melacurkan diri minta-minta atau menggoda laki-laki lain supaya dibiayai dengan alasan " i'm a single mother.." 

*salut saya pada setiap Ibu bekerja, yang masih sangat dekat dengan buah hatinya.. yang pandai mengatur waktu, mengatur hati secara proporsional .. sehingga semua tanggungjawab dapat dilaksanakan tuntas dan baik.. ( aku mah belum mampuuu.. :)

saya? 'just' a Mother.. with an extra Income .. :)

No comments:

Post a Comment